Dimulai dari rezim persuasi ala Dale Carnegie, banyak yang
mengagung-agungkan pujian dan bagaimana mempergunakan pujian dalam persuasi
dengan harapan orang yang dipuji akan menjadi sangat senang lalu membeli produk
kita, menaikan jabatan, atau jatuh dalam kendali kita.
Benarkah semudah itu?
Pujian, masih menjadi sarana persuasi yang sangat manjur,
namun telah kehilangan banyak kekuatanya. Selain itu banyak kalangan yang mengandalkan
pendapatan dengan “pujian” ini belum memiliki skill dalam memberikan pujian,
sehingga pujian yang diberikanya malah menjadi boomerang yang membuatnya
bukanya mendapatkan predikat ramah dan baik, namun “penjilat”.
Memuji adalah seni, seni yang memiliki teknik yang harus
diketahui dengan baik. Kita tidak bisa memberikan pujian asal-asalan dan
berharap hasil luar biasa akan datang.
Lalu, bagaimanakah cara memberikan pujian yang mematikan, pujian yang pasti membuat
orang yang mendengarnya langsung melayang-layang?
Oke, saya tidak akan berbelit-belit, mari kita langsung
menuju pada tekniknya.
Pertama, jika anda ingin memberikan pujian secara langsung, anda
tidak boleh hanya mengandalkan mulut anda. Jangan memberikan pujian dengan
hanya sekedar berkata “wah, ibu nampak cantik sekali hari ini”, pujian macam
ini lebih mungkin dianggap jilatan rendah saja.
Pujian tidak harus diberikan dengan kata-kata panjang, dan
memang jangan panjang-panjang, bahkan tidak harus mempergunakan kata-kata.
Jika atasan anda lewat, atau prospek, atau siapa pun yang
ingin anda puji, pertama-tama, biarkan mata anda yang memujianya, lemparkan
tatapan mata penuh kekaguman, tatapan mata yang menampakan keheranan, misalkan
karena cara berpakaian atau dandanan, atau gaya rambut prospek anda.
Jika prospek anda menyadari anda menanatap aau sekedar
melihatnya dengan lirikan heran dan kagum, maka dia sudah mendengarkan pujian terselubung anda.
Bagaimana membuat efeknya menjadi berganda?
Lemparkan senyum tipis yang menandakan betapa terpesona dan
kagumnya anda pada prospek anda itu.
Jangan kotori pujian non-verbal anda itu dengan kata-kata
panjang lebar, cukup katakan kalimat singkat saja,
“wah, ibu nampak lebih cantik dengan setelan busana itu”,
Lihat bedanya dengan kalimat “wah ibu nampak lebih cantik
hari ini?” di atas? Bedanya adalah, kalimat sebelumnya sangat general, terlalu
umum. Sedangkan dengan kalimat kedua ini, apa lagi yang dilemparkan setelah
anda memberikan pujian terselubung, anda memuji aspek tertentu yang memang
tidak biasa dari si ibu-ibu itu.
Lalu bagaimana cara memberikan pujian yang lebih mematikan?
Caranya adalah, jangan memberikan pujian itu di depan orang
yang anda ingin puji, berikan pujian itu belakangnya. Tidak ada orang yang
senang digossipkan, kecuali jika gosip itu menyenangkan. Jadi, buatlah gosip di
belakang atasan anda, kemudian biarkan pujian yang berbentuk gosip itu
didengarnya.
Cara lain memberikan pujian yang lebih halus dan tidak
terkesan menjilat adalah, pujilah si A di hadapan si B. jadi, anda memberikan
pujian tidak langsung dengan mengatakan betapa mengagumkanya si A, dan anda
mengatakan hal itu bersama si B.
Titik kekuatan pujian bukanlah kata, tetapi bagaimana kata
tersebut diungkapkan. Banyak agent penjualan atau pegawai yang karena ingin
mencari muka kemudian dengan wajah merendah dan mimik ragu-ragu memberikan
pujian pada atasanya, yang akhirnya membuat pujianya menjadi basi.
Katakan kekaguman anda dengan wajah yang memang mencirikan
kekaguman. Jika mulut anda mengatakan seseorang begitu hebat, maka harusnya
mata anda menatap kehebatan orang tersebut sebelum mulut anda mengatakanya.
Sekarang, silahkan anda pilih, sesuaikan (jangan asal telan)
dan praktikan tips di atas, lalu lihat betapa besarnya perbedaan yang
dibawanya.